Sepasti pagi yang tiba membuka hari
Selalu tiada jera tepati janji
Sebiasa sungai yang setia menjawab serta muara
Membalas dekap hangat sang samudera
Begitulah wajah cinta tak cukup sejuta kata (sejuta kata)
Yang mampu lukiskannya (lukiskannya)
Begitu mudah tuk bahagia bila cinta yang bertahta
Di relung jiwa karena sungguh sederhana hakikat cinta
Sedamai embun yang diam di rerumputan
Tiada lelah menjaga hingga tiada
Selayak warna pelangi yang singgah di pagi dini
Seindah itu rasa yang terberi
Begitulah wajah cinta tak cukup sejuta kata (sejuta kata)
Yang mampu lukiskannya (lukiskannya)
Begitu mudah tuk bahagia bila cinta yang bertahta
Di relung jiwa karena sungguh sederhana hakikat cinta
Begitulah wajah cinta tak cukup sejuta kata
(tak cukup takkan cukup) yang mampu lukiskannya
Begitulah wajah cinta tak cukup sejuta kata
(takkan cukup sejuta kata) yang mampu lukiskannya
Begitu mudah tuk bahagia bila cinta yang bertahta
Di relung jiwa di relung jiwa (di relung jiwa)
Karena sungguh sederhana hakikat cinta
Selalu tiada jera tepati janji
Sebiasa sungai yang setia menjawab serta muara
Membalas dekap hangat sang samudera
Begitulah wajah cinta tak cukup sejuta kata (sejuta kata)
Yang mampu lukiskannya (lukiskannya)
Begitu mudah tuk bahagia bila cinta yang bertahta
Di relung jiwa karena sungguh sederhana hakikat cinta
Sedamai embun yang diam di rerumputan
Tiada lelah menjaga hingga tiada
Selayak warna pelangi yang singgah di pagi dini
Seindah itu rasa yang terberi
Begitulah wajah cinta tak cukup sejuta kata (sejuta kata)
Yang mampu lukiskannya (lukiskannya)
Begitu mudah tuk bahagia bila cinta yang bertahta
Di relung jiwa karena sungguh sederhana hakikat cinta
Begitulah wajah cinta tak cukup sejuta kata
(tak cukup takkan cukup) yang mampu lukiskannya
Begitulah wajah cinta tak cukup sejuta kata
(takkan cukup sejuta kata) yang mampu lukiskannya
Begitu mudah tuk bahagia bila cinta yang bertahta
Di relung jiwa di relung jiwa (di relung jiwa)
Karena sungguh sederhana hakikat cinta
